4 Jul 2012

[Review] Spec Ops: The Line

Sudah ada berapa banyak game shooter yang beredar di pasaran? Terlalu banyak. Kini bertambah lagi sebuah third-person shooter ke dalam jumlah game shooter yang beredar, game tersebut berjudul Spec Ops: The Line. Adakah yang membuat game ini berbeda dari game shooter lainnya?









Enam bulan yang lalu, Dubai lenyap dari peta karena terkena badai pasir maha besar. Banyak nyawa yang hilang, termasuk pasukan Amerika yang dikirim untuk mengevakuasi kota tersebut. Sekarang, kota Dubai sudah hancur, dan kita sebagai pimpinan Delta Recon Team bernama Martin Walker (disuarakan oleh Nolan North), harus masuk ke kota tersebut dan mencari orang yang masih selamat.

Secara garis besar, Spec Ops: The Line adalah sebuah game third-person shooter yang cukup standar. Kita bisa membawa dua senjata yang bisa diganti-ganti dengan cara memungut dari medan perang, tiga jenis granat, serta ditemani oleh dua orang tim. Kita juga bisa bersembunyi dalam cover,blind shooting, memerintahkan kedua anak buah kita, Lugo (sniper) dan Adams (heavy) serta melakukan melee.





Tapi meskipun game ini benar-benar standar sebagai third-person shootersetting Spec Ops: The Lineyaitu kota Dubai yang sudah hancur karena badai pasir membawa ciri yang berbeda. Dalam beberapa bagian dari game, kita akan diterpa oleh badai pasir, dan kita juga bisa menghancurkan environmentseperti penahan pasir atau jendela kaca untuk membunuh musuh.


AI kedua teman sebenarnya cukup pintar, mereka bisa membantai musuh dan membantu kita, meskipun terkadang mereka suka berdiri di depan tanpa cover meskipun peluru beterbangan ke mana-mana. Yang pasti, kita bisa meminta tolong kepada mereka untuk membunuh musuh yang sulit kita tembak, dan biasanya mereka sanggup melakukannya.











Spec Ops: The Line memiliki cerita yang kelam. Sepanjang permainan, kita akan melihat bagaimana mengerikannya perang, apa pilihan yang harus dilakukan di medan perang, dan bagaimana konsekuensinya pada hati kita. Apakah kita akan mengakhiri hidup kawan yang sekarat, atau membiarkan hidup tersiksa?
Tidak heran kalau ceritanya sangat dalam, karena cerita Spec Ops: The Line adalah adaptasi dariHeart of Darkness oleh Joseph Conrad serta adaptasi dari film Apocalypse Now, namun setting-nya dibuat modern dalam kota Dubai.










Secara grafis, Spec Ops: The Line dibuat cukup keren, kita bisa melihat bagaimana kota Dubai setelah hancur, gedung-gedung pencakar langit yang sudah porak-poranda, dan interaksi karakter terhadapenvironment yang cukup bagus, misalnya bergelantungan pada zipline dan sebagainya. Kita juga akan diterpa oleh badai pasir yang akan menghalangi pandangan.











Bagaikan film drama perang, voice acting karakter sangat baik. Bahkan ada beberapa dialog yang kadang membuat kita tertawa, antara fourth wall breaking oleh Walker atau radio broadcast di Dubai yang mirip dengan suara iseng Weasley di Portal 2.
Di balik cerita yang cukup memuaskan itu, Spec Ops: The Line juga memiliki fitur multiplayer yang cukup standar, tentunya dengan efek khusus badai pasir di Dubai. Pada multiplayer, seperti biasa kita bisa meng-unlock berbagai perk, senjata baru, gear baru dan sebagainya. Kita bisa melakukan deathmatch8 pemain dalam sebuah peta yang luas. Oh, very fun.
Editor's Tilt - 9,0
Secara pribadi, rasanya Spec Ops: The Line berhasil menampilkan sebuah game shooter yang pantas disebut "realistik". Saat ini kita sudah terlalu dimanja dengan game shooter yang keren, sehingga kita melupakan bagaimana mengerikannya perang itu sebenarnya terjadi.










Sumber : videogamesindonesia.com



0 komentar:

Posting Komentar